tppinews.com, TANGERANG – Imbas kenaikan BBM berdampak pada kenaikan harga transportasi, salah satunya angkot yang terpaksa harus menaikkan tarifnya. Seperti angkot yang berada di Terminal Cimone, Kelurahan Cimone Jaya, Kec. Karawaci, Kota Tangerang.

Hasan, seorang sopir angkot rute Cimone Balaraja mengatakan, dirinya sering berseteru dengan penumpang lantaran kenaikan tarif tersebut.

Karena belum ada kebijakan resmi dari pemerintah, para sopir angkot secara mandiri menaikkan tarifnya, tetapi hal tersebut menimbulkan polemik dengan penumpang yang tetap membayar dengan tarif lama.

“Kalau dahulu rute Cimone ke Balaraja itu Rp10 ribu sekarang naik jadi Rp13 ribu, untuk rute dekat Rp5 ribu menjadi Rp7 ribu,” ujar Hasan, Senin (5/9/2022).

Hasan meminta Dishub menerapkan kebijakan resmi mengenai tarif dasar angkot agar tidak berseteru dengan penumpang.

“Masa saya cari rezeki harus ribut dengan penumpang setiap hari gegara (kenaikan tarif) ini,” ujarnya.

Dirinya yang telah menjadi sopir angkot sejak 1991 menyarankan disosialisasikannya kenaikan tarif tersebut berupa brosur yang ditempel di pintu angkot agar para penumpang pun mengetahui adanya kenaikan tarif.

Menurut Hasan, selama menjadi sopir angkot sejak dahulu setiap ada kenaikan BBM pun seperti itu, tetapi baru kali ini pemerintah tidak memperhatikan kondisi masyarakat khususnya sopir angkot.

“Penumpang semakin kurang, kalau tarif naik orang jadi tidak ingin kemana-mana kecuali terpaksa dan kalau kita tidak naikkan harga juga akan merugi. Semoga Dishub bisa menerapkan kebijakan yang jelas dan tepat terkait tarif angkot,” tukasnya. (fie)

Tarif Angkot di Kota Tangerang Naik, Sopir Desak Dishub Sosialisasihttps://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/09/IMG-20220905-WA0013-1024x768.jpghttps://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/09/IMG-20220905-WA0013-200x200.jpg admin SEPUTAR TANGERANG
tppinews.com, TANGERANG - Imbas kenaikan BBM berdampak pada kenaikan harga transportasi, salah satunya angkot yang terpaksa harus menaikkan tarifnya. Seperti angkot yang berada di Terminal Cimone, Kelurahan Cimone Jaya, Kec. Karawaci, Kota Tangerang. Hasan, seorang sopir angkot rute Cimone Balaraja mengatakan, dirinya sering berseteru dengan penumpang lantaran kenaikan tarif tersebut. Karena...
<!-- wp:image {"id":14059,"sizeSlug":"large"} --> <figure class="wp-block-image size-large"><img src="http://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/09/IMG-20220905-WA0013-1024x768.jpg" alt="" class="wp-image-14059"/></figure> <!-- /wp:image --> <!-- wp:paragraph --> <p>tppinews.com, TANGERANG - Imbas kenaikan BBM berdampak pada kenaikan harga transportasi, salah satunya angkot yang terpaksa harus menaikkan tarifnya. Seperti angkot yang berada di Terminal Cimone, Kelurahan Cimone Jaya, Kec. Karawaci, Kota Tangerang.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Hasan, seorang sopir angkot rute Cimone Balaraja mengatakan, dirinya sering berseteru dengan penumpang lantaran kenaikan tarif tersebut.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Karena belum ada kebijakan resmi dari pemerintah, para sopir angkot secara mandiri menaikkan tarifnya, tetapi hal tersebut menimbulkan polemik dengan penumpang yang tetap membayar dengan tarif lama.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Kalau dahulu rute Cimone ke Balaraja itu Rp10 ribu sekarang naik jadi Rp13 ribu, untuk rute dekat Rp5 ribu menjadi Rp7 ribu," ujar Hasan, Senin (5/9/2022).</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Hasan meminta Dishub menerapkan kebijakan resmi mengenai tarif dasar angkot agar tidak berseteru dengan penumpang.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Masa saya cari rezeki harus ribut dengan penumpang setiap hari gegara (kenaikan tarif) ini," ujarnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Dirinya yang telah menjadi sopir angkot sejak 1991 menyarankan disosialisasikannya kenaikan tarif tersebut berupa brosur yang ditempel di pintu angkot agar para penumpang pun mengetahui adanya kenaikan tarif.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Menurut Hasan, selama menjadi sopir angkot sejak dahulu setiap ada kenaikan BBM pun seperti itu, tetapi baru kali ini pemerintah tidak memperhatikan kondisi masyarakat khususnya sopir angkot.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Penumpang semakin kurang, kalau tarif naik orang jadi tidak ingin kemana-mana kecuali terpaksa dan kalau kita tidak naikkan harga juga akan merugi. Semoga Dishub bisa menerapkan kebijakan yang jelas dan tepat terkait tarif angkot," tukasnya. (fie)</p> <!-- /wp:paragraph -->