tppinews.com, TANGERANG – Miris fenomena pendidikan di Kabupaten Tangerang. Sebanyak 86 siswa lulusan SMP yang tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tetap bertahan dan bersikeras untuk bisa diterima di SMAN 20 Kabupaten Tangerang.

Para calon siswa yang sudah kompak mengenakan seragam SMA tersebut berkumpul di depan Gedung SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Mereka yang didampingi wali muridnya masing-masing ingin tetap bisa bersekolah negeri.

Salah satu wali murid, Ita, mengungkapkan, anak didiknya telah mendaftar di SMAN 20 Kabupaten Tangerang melalui jalur zonasi dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022. Namun, anak didiknya ini tidak lolos di SMAN 20 Kabupaten Tangerang.

Ita juga mengaku heran anaknya tidak diterima lewat jalur zonasi, padahal jarak rumahnya sangat dekat dengan lokasi sekolah, tetapi malah ada siswa lain yang jarak rumahnya lebih jauh dengan sekolah bisa lolos.

Adapun alasan bertahan di depan sekolah, kata Ita, agar anaknya bisa mengeyam pendidikan di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Sebab, hanya SMAN 20 Kabupaten Tangerang sebagai sekolah negeri satu-satunya di Kecamatan Pakuhaji.

“Masih mau sekolah di sini. Saya perjuangkan anak mau sekolah di sini. Sekolah lain banyak cuma swasta. Negeri di sini doang,” ungkapnya.

Ita menuturkan, dirinya enggan mendaftarkan anak didiknya untuk bersekolah di swasta. Ita menyebut, dirinya akan tetap bersikukuh memperjuangkan anaknya untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang meski kini sudah ketinggalan pelajaran, karena kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah dimulai.

“Belum ada yang daftar swasta, makanya anak-anak selalu gimana saya ini masuk apa enggak sedangkan sudah ketinggalan pelajaran,” katanya.

Sementara itu, wali murid lainnya, Saipul Bahri menuturkan, total ada 86 calon siswa yang bersikukuh untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Para calon siswa ini, katanya, didominasi warga Kecamatan Pakuhaji.

Para calon siswa ini, lanjutnya, telah mendaftar melalui jalur-jalur yang tersedia pada PPDB 2022, tetapi tidak diterima. Adapun saat ini, para wali mengharapkan adanya jalur yang mereka sebut sebagai permohonan.

“Ini kita tempuh jalur permohonan supaya ada penambahan,” jelasnya.

Saipul menambahkan, jumlah lulusan SMP sangat tidak sebanding dengan ketersediaan kuota SMA negeri di Kecamatan Pakuhaji.

“Lulusan SMP dan MTs tahun ini hampir 1.300 (siswa). Sedangkan yang diterima 360 (di SMAN 20 Kabupaten Tangerang),” imbuhnya.

SMAN 20 Kabupaten Tangerang merupakan sekolah yang diidam-idamkan anak Saipul sejak SMP. Ia menegaskan, para siswa yang tidak lolos ini juga sebagai anak bangsa yang berhak mengenyam pendidikan di sekolah negeri.

“Yang jadi beban kami, 86 siswa kalau tidak sekolah gimana nasib anak bangsa,” jelas dia.

Saipul menyatakan, jika anak didiknya tetap tidak bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, para wali murid akan melakukan langkah-langkah lain termasuk mengungkap dugaan kejanggalan-kejanggalan seperti jumlah satu rombongan belajar yang diterapkan 36 kursi, tetapi yang tersedia 40 kursi.

“Kalau enggak diterima juga kami terpaksa bongkar-bongkar data, karena banyak kejanggalan,” tutunya.

Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 20 Kabupaten Ubaidilah menyebut, puluhan siswa yang tidak lolos PPDB ini belum beruntung.

“Ya artinya kita menerima berdasarkan apa adanya. Itu kan yang belum beruntung,” ucapnya.

Ubaidilah mengatakan, pihaknya telah menjalani PPDB sesuai dengan prosedur. Mulai dari tahap sosialisasi, pendaftaran, sampai validasi, sudah sesuai dengan mekanisme. Pihaknya juga mengaku sudah mengakomodir peserta yang tidak puas dengan hasil PPDB melalui jalur pengaduan.

“Itu kan setelah pengumuman zonasi kita ada pengaduan. Apabila merasa memang kurang jelas, silakan datang ke sekolah. Ada beberapa yang datang. Ya mungkin saja pada waktu itu kan kalau yang namanya dinas ada aturan. Artinya bagi yang mengeluh silakan,” ungkapnya.

Ubaidilah menyatakan, peserta yang lolos PPDB di SMAN 20 Kabupaten Tangerang sudah terpenuhi, yakni berjumlah 360 kuota. Adapun rincian total kursi tersebut berjumlah 10 rombongan belajar (rombel), dan setiap rombelnya berjumlah 36 siswa.

Dia menegaskan, jumlah rombel tersebut sesuai dengan pakta integritas. “Untuk sekarang ini kita masih menghormati, menghargai terhadap pakta integritas bahwa kita menerima 10 rombel sebanyak 360 (siswa),” katanya.

Ubaidilah menuturkan, pihak di sekolah hanya sebagai pelaksana. Terkait dengan puluhan calon siswa yang tidak lolos PPDB di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, katanya, akan dilaporkan kepada pimpinan.

“Kita sebagai sekolah ya artinya namanya usulan memang usulan. Ya mungkin kita tampung setelahnya bagiamana atas kita. Atasan kan punya atasan. Kan mekanisme ada kepsek, KCD, provinsi,” katanya.

Ubaidilah pun meminta kepada para wali murid yang anak didiknya tidak lolos dalam PPDB menyadari terkait kondisi sekolah.

“Harapan kami, supaya menyadari semua bagaimana caranya sebagai warga masyarakat menyadari bahwa sekolah negeri seperti ini kondisinya. Jadi yang namanya kasihan itu bukan berarti kita harus terima, kita cari jalan keluarnya,” pungkasnya. (fie/red)

Miris! 86 Siswa Tak Lolos PPDB Bertahan Didepan Gerbang SMAN 20 Tangeranghttp://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220802-WA0037-1024x768.jpghttp://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220802-WA0037-200x200.jpg admin SEPUTAR TANGERANG
tppinews.com, TANGERANG - Miris fenomena pendidikan di Kabupaten Tangerang. Sebanyak 86 siswa lulusan SMP yang tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tetap bertahan dan bersikeras untuk bisa diterima di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Para calon siswa yang sudah kompak mengenakan seragam SMA tersebut berkumpul di depan Gedung SMAN 20...
<!-- wp:image {"id":13801,"sizeSlug":"large"} --> <figure class="wp-block-image size-large"><img src="https://www.tppinews.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220802-WA0037-1024x768.jpg" alt="" class="wp-image-13801"/></figure> <!-- /wp:image --> <!-- wp:paragraph --> <p>tppinews.com, TANGERANG - Miris fenomena pendidikan di Kabupaten Tangerang. Sebanyak 86 siswa lulusan SMP yang tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tetap bertahan dan bersikeras untuk bisa diterima di SMAN 20 Kabupaten Tangerang.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Para calon siswa yang sudah kompak mengenakan seragam SMA tersebut berkumpul di depan Gedung SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Mereka yang didampingi wali muridnya masing-masing ingin tetap bisa bersekolah negeri.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Salah satu wali murid, Ita, mengungkapkan, anak didiknya telah mendaftar di SMAN 20 Kabupaten Tangerang melalui jalur zonasi dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022. Namun, anak didiknya ini tidak lolos di SMAN 20 Kabupaten Tangerang.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ita juga mengaku heran anaknya tidak diterima lewat jalur zonasi, padahal jarak rumahnya sangat dekat dengan lokasi sekolah, tetapi malah ada siswa lain yang jarak rumahnya lebih jauh dengan sekolah bisa lolos.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Adapun alasan bertahan di depan sekolah, kata Ita, agar anaknya bisa mengeyam pendidikan di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Sebab, hanya SMAN 20 Kabupaten Tangerang sebagai sekolah negeri satu-satunya di Kecamatan Pakuhaji.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Masih mau sekolah di sini. Saya perjuangkan anak mau sekolah di sini. Sekolah lain banyak cuma swasta. Negeri di sini doang," ungkapnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ita menuturkan, dirinya enggan mendaftarkan anak didiknya untuk bersekolah di swasta. Ita menyebut, dirinya akan tetap bersikukuh memperjuangkan anaknya untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang meski kini sudah ketinggalan pelajaran, karena kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah dimulai.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Belum ada yang daftar swasta, makanya anak-anak selalu gimana saya ini masuk apa enggak sedangkan sudah ketinggalan pelajaran," katanya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sementara itu, wali murid lainnya, Saipul Bahri menuturkan, total ada 86 calon siswa yang bersikukuh untuk bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Para calon siswa ini, katanya, didominasi warga Kecamatan Pakuhaji.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Para calon siswa ini, lanjutnya, telah mendaftar melalui jalur-jalur yang tersedia pada PPDB 2022, tetapi tidak diterima. Adapun saat ini, para wali mengharapkan adanya jalur yang mereka sebut sebagai permohonan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Ini kita tempuh jalur permohonan supaya ada penambahan," jelasnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Saipul menambahkan, jumlah lulusan SMP sangat tidak sebanding dengan ketersediaan kuota SMA negeri di Kecamatan Pakuhaji.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Lulusan SMP dan MTs tahun ini hampir 1.300 (siswa). Sedangkan yang diterima 360 (di SMAN 20 Kabupaten Tangerang)," imbuhnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>SMAN 20 Kabupaten Tangerang merupakan sekolah yang diidam-idamkan anak Saipul sejak SMP. Ia menegaskan, para siswa yang tidak lolos ini juga sebagai anak bangsa yang berhak mengenyam pendidikan di sekolah negeri.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Yang jadi beban kami, 86 siswa kalau tidak sekolah gimana nasib anak bangsa," jelas dia.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Saipul menyatakan, jika anak didiknya tetap tidak bisa bersekolah di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, para wali murid akan melakukan langkah-langkah lain termasuk mengungkap dugaan kejanggalan-kejanggalan seperti jumlah satu rombongan belajar yang diterapkan 36 kursi, tetapi yang tersedia 40 kursi.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>"Kalau enggak diterima juga kami terpaksa bongkar-bongkar data, karena banyak kejanggalan," tutunya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 20 Kabupaten Ubaidilah menyebut, puluhan siswa yang tidak lolos PPDB ini belum beruntung.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“Ya artinya kita menerima berdasarkan apa adanya. Itu kan yang belum beruntung,” ucapnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ubaidilah mengatakan, pihaknya telah menjalani PPDB sesuai dengan prosedur. Mulai dari tahap sosialisasi, pendaftaran, sampai validasi, sudah sesuai dengan mekanisme. Pihaknya juga mengaku sudah mengakomodir peserta yang tidak puas dengan hasil PPDB melalui jalur pengaduan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“Itu kan setelah pengumuman zonasi kita ada pengaduan. Apabila merasa memang kurang jelas, silakan datang ke sekolah. Ada beberapa yang datang. Ya mungkin saja pada waktu itu kan kalau yang namanya dinas ada aturan. Artinya bagi yang mengeluh silakan,” ungkapnya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ubaidilah menyatakan, peserta yang lolos PPDB di SMAN 20 Kabupaten Tangerang sudah terpenuhi, yakni berjumlah 360 kuota. Adapun rincian total kursi tersebut berjumlah 10 rombongan belajar (rombel), dan setiap rombelnya berjumlah 36 siswa.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Dia menegaskan, jumlah rombel tersebut sesuai dengan pakta integritas. “Untuk sekarang ini kita masih menghormati, menghargai terhadap pakta integritas bahwa kita menerima 10 rombel sebanyak 360 (siswa),” katanya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ubaidilah menuturkan, pihak di sekolah hanya sebagai pelaksana. Terkait dengan puluhan calon siswa yang tidak lolos PPDB di SMAN 20 Kabupaten Tangerang, katanya, akan dilaporkan kepada pimpinan.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“Kita sebagai sekolah ya artinya namanya usulan memang usulan. Ya mungkin kita tampung setelahnya bagiamana atas kita. Atasan kan punya atasan. Kan mekanisme ada kepsek, KCD, provinsi,” katanya.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>Ubaidilah pun meminta kepada para wali murid yang anak didiknya tidak lolos dalam PPDB menyadari terkait kondisi sekolah.</p> <!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph --> <p>“Harapan kami, supaya menyadari semua bagaimana caranya sebagai warga masyarakat menyadari bahwa sekolah negeri seperti ini kondisinya. Jadi yang namanya kasihan itu bukan berarti kita harus terima, kita cari jalan keluarnya,” pungkasnya. (fie/red)</p> <!-- /wp:paragraph -->